cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Journal of Nutrition and Health
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : 23383380     EISSN : 26228483     DOI : -
Core Subject : Health,
JNH (JOURNAL OF NUTRITION AND HEALTH) is a journal scientific articles about nutrition and health managed by Department of Medicine of diponegoro university and Departement of Doctor of Clinical Nutrition , Faculty of Medicine, Diponegoro University.
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 1, No 1 (2013): JOURNAL OF NUTRITION AND HEALTH" : 7 Documents clear
HUBUNGAN FREKUENSI ISPA DENGAN STATUS GIZI BALITA Elyana, Mei; Candra, Aryu
JNH (Journal of Nutrition and Health) Vol 1, No 1 (2013): JOURNAL OF NUTRITION AND HEALTH
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (121.468 KB) | DOI: 10.14710/jnh.1.1.2013.%p

Abstract

ABSTRAKPendahuluanInfeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan penyakit yang sangat seringdijumpai dan merupakan penyebab kematian paling tinggi pada anak balita. KejadianISPA dipengaruhi oleh banyak faktor terutama status gizi. Peneliti ingin mengetahuiseberapa besar hubungan status gizi dengan frekuensi ISPA.MetodePenelitian dilakukan terhadap 180 sampel yang merupakan pasien yang berkunjungke Klinik Masjid Agung Jawa Tengah dari bulan April 2008 sampai bulan April2009. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain crosssectional. Sampel diambil dengan tehnik random sampling, kemudian dikelompokkanmenjadi status gizi buruk, kurang, baik, dan lebih berdasarkan Z score berat badanper umur yang ditetapkan oleh WHO.HasilDari hasil analisis data diperoleh 4 anak memiliki status gizi buruk (2,2%), 31 anakmemiliki status gizi kurang (17,2%), 144 anak memiliki status gizi baik (80%), dan 1anak memiliki status gizi lebih (0,6%). Frekuensi ISPA dihitung selama tiga bulandan diperoleh hasil frekuensi paling banyak adalah 1 kali (77 sampel; 42,8%),kemudian 2 kali (71; 39,4%), 3 kali (30; 16,7%), dan terakhir 4 kali (2; 1,1%). Darianalisis disimpulkan bahwa status gizi berhubungan frekuensi ISPA (p<0,05).Variabel lain yang diukur yaitu jenis kelamin dan umur, setelah dianalisis dengan ujidisimpulkan tidak berhubungan dengan frekuensi Infeksi Saluran Pernafasan Akut(ISPA) (p>0,05)SimpulanFrekuensi ISPA berhubungan dengan status gizi balita. Semakin tinggi frekuensiISPA, status gizi balita semakin kurang.Keywords: status gizi, ISPA
HUBUNGAN UNDERLYING FACTORS DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK 1-2 TH Candra, Aryu
JNH (Journal of Nutrition and Health) Vol 1, No 1 (2013): JOURNAL OF NUTRITION AND HEALTH
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (103.305 KB) | DOI: 10.14710/jnh.1.1.2013.%p

Abstract

ABSTRACTIntroductionStunting is short stature due to chronic malnutrition. Prevalence of stunting in childrenunder five years in Indonesia is high, more than 35%. Risk factors of stunting arecategorized as basic factors, underlying factors, and immediate factors. Researcher wantsto know what factors in underlying factors that influence stunting at children 1-2 yearsold.MethodsThis was a case control study, completed with qualitative study about the occurrence ofstunting at  low and middle economic status. Samples were 58 cases and 58 controls.Datawere analyzed by univariate analysis, bivariate analysis with chi square test, andmultivariate analysis with multiple logistic regression.ResultThe multivariate analysis result show that risk factors of stunting at children 1-2 years oldare, low economic status (money spent for food consumption <Rp 25.000,-) (p=0,047;OR=2,43; CI=1,01-5,15), birth distance <2 years (p=0,024; OR=11,65; CI=1,38-98,3),and number of children in family >2 (p=0,002; OR=4,08; CI=1,65-10,85) (p=0,002;OR=4,08; CI=1,65-10,85). Risk factors which are not proven to influence  the incidenceof stunting are age of mother when getting pregnant, mother?s levels of education,father?s level of education, and father?s smoking history.ConclusionRisk factors that influence the incidence of stunting in children 1-2 years old are loweconomic status, birth distance <2 years, and number of children in family >2. Keywords: stunting, malnutrition, children, growth, risk factors
PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN PENAMBAHAN PEMBERIAN MINYAK, SANTAN, IKAN, DAN KACANG KACANGAN UNTUK MENINGKATKAN STATUS GIZI ANAK Wirawanni, Yekti; Puruhita, Niken; Sukmaningtyas, Hermina
JNH (Journal of Nutrition and Health) Vol 1, No 1 (2013): JOURNAL OF NUTRITION AND HEALTH
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.745 KB) | DOI: 10.14710/jnh.1.1.2013.%p

Abstract

ABSTRAKLatar belakang : Status gizi anak ditentukan oleh berbagai faktor, antara lain makanan pendamping ASI(MPASI) yang mengandung kalori dan protein yang cukup dan diberikan mulai umur 4 bulan. MPASI inisering diberikan dalam jumlah dan kualitas yang kurang, karena ketidaktahuan ibu tentang MPASI yangbergizi.Tujuan : Untuk melihat adanya perbedaan kandungan energi dan protein MPASI serta status gizi bayisebelum dan sesudah penyuluhan. Penyuluhan diberikan kepada ibu-ibu balita untuk meningkatkan kaloridan protein. Makanan pendamping ASI dengan menambahkan minyak, santan, ikan dan kacang-kacanganpada Makanan Pendamping ASI yang diberikan untuk anak.Metode: Rancangan penelitian ini adalah pre- and post-test design dengan sampel sebanyak 20 orang ibukeluarga nelayan yang menpunyai  anak usia 0-2 tahun. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancaraberdasarkan kuesioner. Berat badan ditimbang dengan dacin, sedangkan panjang anak diukur denganmeteran pada saat posyandu. Status gizi anak dinilai dengan antropometri dengan menggunakan batasanz-score ? 2 SD dari buku WHO-NCHS. Uji statistik dengan Wilcoxon Signed rank test dengan batasankemaknaan 0,05.Hasil : Kandungan energi  MPASI rata-rata 312,8 kal/hari dan protein 9,69 gram/hari. Anak nelayan diRW I,II,III Kelurahan Bandarhardjo rata-rata berada dalam keadaan gizi yang baik dengan rerata z scoretinggi badan menurut umur, berat badan menurut umur dan berat badan menurut tinggi badan lebih besardari -2SD.Simpulan : Terdapat peningkatan kandungan energi, protein, z score berat badan menurut tinggi badansebelum dan setelah penyuluhan, namun tidak bermakna. Sedangkan z score tinggi badan menurut umurada peningkatan bermakna (p=0,03)Kata kunci : Status gizi, Makanan Pendamping ASI, keluarga nelayan
FAKTOR RISIKO GAGAL GINJAL PADA DIABETES MELITUS Probosari, Enny
JNH (Journal of Nutrition and Health) Vol 1, No 1 (2013): JOURNAL OF NUTRITION AND HEALTH
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (93.224 KB) | DOI: 10.14710/jnh.1.1.2013.%p

Abstract

ABSTRAK Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit metabolik yang penyebabnya multifaktor,ditandai dengan kadar gula darah tinggi (hiperglikemi) dan terjadi gangguanmetabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Pada tahun 2000, prevalensi DMdiperkirakan 0,19% pada orang umur <20 th dan 8,6% pada orang umur >20 th. Padalansia >65 th prevalensi DM adalah 20,1%. Prevalensi pada pria dan wanita sama,kecuali pada usia >60 th lebih tinggi pria dibanding wanita. Nefropati diabetik (ND) merupakan komplikasi penyakit diabetes mellitus  yang termasuk dalam komplikasimikrovaskular, yaitu komplikasi yang terjadi pada pembuluh darah halus (kecil).Tingginya kadar gula dalam darah akan membuat struktur ginjal berubah sehinggafungsinyapun terganggu. Kerusakan glomerolus menyebabkan protein (albumin)dapat melewati glomerolus sehingga dapat ditemukan dalam urin yang disebutdengan mikroalbuminuria. Sekali nefropati diabetik muncul, interval antara onsethingga terjadi kerusakan ginjal terminal bervariasi antara empat sampai sepuluhtahun, dan hal ini berlaku untuk diabetes mellitus tipe 1 maupun tipe 2. Penelitian diInggris  menyimpulkan bahwa faktor risiko nefropati diabetik adalah 1) glikemia dantekanan darah, 2) ras, 3) diet dan lipid, 4) genetik. Selain itu ada juga yangmenyebutkan faktor risiko gagal ginjal pada penderita DM meliputi faktor metabolik,hormon pertumbuhan dan sitokin, faktor vasoaktif, ras, diet dan lipid, genetik, danriwayat penyakit kardiovaskuler sebelumnya.Kata kunci: diabetes melitus, gagal ginjal, nefropati diabetik, mikroalbuminuria,hiperglikemi
PERBEDAAN STATUS GIZI, UREUM DAN KREATININ PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DENGAN DIABETES MELITUS DAN NON DIABETES MELITUS DI RSUD DR. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH Chadijah, Siti; Wirawanni, Yekti
JNH (Journal of Nutrition and Health) Vol 1, No 1 (2013): JOURNAL OF NUTRITION AND HEALTH
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.79 KB) | DOI: 10.14710/jnh.1.1.2013.%p

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang : Malnutrisi sering terjadi pada pasien Gagal Ginjal Kronik (GGK) dengan Diabetes Melitus (DM) atau Non Diabetes Melitus (DM) yang merupakan bagian dari progresifitasgagal ginjal. Penilaian status gizi pada pasien GGK dianjurkan untuk melihat beberapa parameterdiantaranya adalah biokimiawi (Albumin, hemoglobin dan ureum/kreatinin), pemeriksaan klinis,dan antropometri (LLA).Tujuan : Mengetahui perbedaan status gizi, ureum dan kreatinin pasien GGK dengan DM danNon DM di ruang rawat inap RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.Metode : Merupakan penelitian observasional dengan rancangan Cross Sectional. Dilaksanakanpada bulan Desember 2010 ? Januari 2011 dengan metode purposive sampling. Populasi dalampenelitian ini adalah pasien GGK dengan DM dan Non DM di ruang inap RSUD dr. ZainoelAbidin Banda Aceh dengan jumlah responden sebanyak 12 orang yang diperoleh dengan kriteriainklusi. Alat yang dipergunakan dalam penelitian ini pita LLA untuk mengukur lingkar lenganatas, dan catatan rekam medik pasien untuk melihat hasil laboratorium Albumin, Hemoglobin,ureum dan kreatinin. Semua data yang diperoleh kemudian dianalisis secara statistik. Analisisdeskriptif digunakan untuk menjelaskan gambaran karakteristik variabel.Hasil : Nilai median LLA pasien GGK dengan DM 24,5 dan pasien GGK Non DM 28, nilaiMedian albumin pasien GGK dengan DM 3,1 dan pasien GGK Non DM 3,3, nilai Medianhemoglobin pasien GGK dengan DM 6,7dan pasien GGK Non DM 7,7, nilai Median ureumpasien GGK dengan DM 119 dan pasien GGK Non DM 149,5, nilai Median kreatinin pasien GGKdengan DM 6,0 dan pasien GGK Non DM 8,8Simpulan: Status gizi berdasarkan LLA, albumin, hemoglobin, dilihat dari nilai median lebihrendah/buruk pada pasien GGK dengan DM dibandingkan dengan pasien GGK Non DM, namundari nilai ureum dan kreatinin pasien GGK dengan DM lebih baik/rendah dibandingkan GGK NonDM.Kata kunci : LLA, Albumin, Hemoglobin, ureum/kreatinin, GGK dengan DM dan non DM
GAMBARAN SISA MAKANAN DAN MUTU MAKANAN YANG DISEDIAKAN INSTALASI GIZI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR. KARIADI SEMARANG PURUHITA, NIKEN; HAGNYONOWATI, HAGNYONOWATI; ADIANTO, SIGIT; MURBAWANI, ETISA ADI; ARDIARIA, MARTHA
JNH (Journal of Nutrition and Health) Vol 1, No 1 (2013): JOURNAL OF NUTRITION AND HEALTH
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (429.896 KB) | DOI: 10.14710/jnh.1.1.2013.%p

Abstract

Background: The therapeutic outcome strongly depends on the nutrition care. Nutrition department is responsible on in-patient?s nutrients fulfillment. A comprehensive nutrition care comprised of planning, providing the diet, food processing and serving must be conducted by this department. Previous study shows 50% in-patient did not complete the meal and 75% complained the meal served. This condition leads to nutrients inadequacy and hence the malnutrition in hospital. No similar study is being conducted in dr. Kariadi Hospital Semarang. Method: A cross sectional descriptive study were being conducted for 11 days. The responden size is 30 from several wards in Dr.Kariadi Hospital who received a normal meal. The datas collected was a primary data trough direct oservation and interview using a questionairre. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilakukan selama 11 hari dengan pendekatan Result: Food residues ? 75% for animal-based was 9%, plant-based 3% dand vegetables 18% according to the Comstock method. From one single menu cycle, most of all considered to be good in taste and look. But there were still a few serves, animal-based (7 serves), plant-based 94 serves), and vegetables (6 serves) cosidered to be bad in taste and look for  ? 50% respondent. Conclusion: Most food residue derives from vegetables and animal-based so it needs a better and more variation in its processing. Key word:Food residue, Comstock
NUTRIGENOMIK DAN KESEHATAN Prasetyo, Bondan
JNH (Journal of Nutrition and Health) Vol 1, No 1 (2013): JOURNAL OF NUTRITION AND HEALTH
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (38.946 KB) | DOI: 10.14710/jnh.1.1.2013.%p

Abstract

ABSTRAKGenomik dan bidang ilmu yang berkaitan telah memberikan kontribusi yang besar untuk memahami mekanisme seluler dan molekuler dalam hubungannya dengan diet pada penyakit tertentu. Untuk mencegah meningkatnya insidens penyakit yang berhubungan dengan diet, ilmu gizi mulai mengadakan penelitian bagaimana zat makanan bekerja di tingkat molekuler. Nutrigenomik adalah ilmu yang mempelajari hubungan molekuler antara zat makanan dan respon gen, yang bertujuan supaya dapat meramalkan bagaimana perubahan pada unsur-unsur tersebut dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Penelitian menunjukkan bahwa pemahaman terhadap polimorfisme genetik pada metabolisme lipid dan karbohidrat memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai sistem pengaturan dan pengontrolan yang kompleks terhadap metabolisme lipid dan karbohidrat dalam tubuh. Pengetahuan ini dapat membuka jalan bagi penyusunan rekomendasi diet yang lebih baik berdasarkan faktor genetik seorang individu.untuk menurunkan risko petnyakit jantung koroner dan diabetes melitus.

Page 1 of 1 | Total Record : 7